18 Okt 2011

PDB Materi 1 sampai 6

Pert 1. Perilaku Keorganisasian
Pengertian Organisasi
1. Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia)
2. Organisasi adalah sistem sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur pergantian anggota. (Janu Murdiyamoko dan Citra Handayani, Sosiologi untuk SMU Kelas I)
3. Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
4.Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
5. Menurut Chester I. Bernard, organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih

Keberhasilan Organisasi
• Mampu tidaknya manajer menjalankan fungsi
manajemennya
• Tersedianya tenaga operasional yg trampil
sesuai dengan bidangnya
• Tersedianya anggaran yg memadai
• Tersedianya sarana & prasarana kerja
• Adanya mekanisme kerja yg sesuai
• Iklim kerja yg positif

Management Processes
• Planning
– mendefinisikan tujuan, membangun strategi, dan
mengembangkan rencana untuk mengkoordinasikan
seluruh kegiatan
• Organizing
– menentukan apa tugas-tugas yang harus dilakukan,
siapa yang melakukannya, bagaimana tugas-tugas
harus dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa,
dan dimana keputusan harus dibuat
• Actuating
– memotivasi karyawan, mengarahkan kegiatan orang
lain dalam sebuah tim yang baik.
• Controlling
– Proses pemantauan kinerja, membandingkannya
dengan tujuan, dan mengoreksi setiap penyimpangan
yang terjadi secara signifikan

Pert 2. Dasar-dasar perilaku Individu
Karakteristik Biografik  
-Yaitu sifat pribadi tiap individu yg obyektif dan
mudah diperoleh dari catatan pribadi individu.
(Usia, Jenis Kelamin, Status Perkawinan, jumlah
tanggungan, masa kerja, dll)
-Dalam organisasi, dikaitkan dengan kinerja dan
kepuasan kerja

Kemampuan
Kapasitas seorang individu untuk mengerjakan
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan
 Macam kemampuan:
1.Intelektual
kemampuan yg diperlukan utk mengerjakan aktivitas
mental
2. Fisik
kemampuan yg diperlukan utk melakukan tugas2 yg
menuntut stamina, kekuatan dan kecakapan.
3. Berkorelasi positif dengan kinerja

Kepribadian
Cara-cara yang digunakan oleh individu utk
berekasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
1. Faktor yg menentukan kepribadian:
2. Keturunan - bersifat abadi
3. Lingkungan
4. Situasi

Pert 3. Nilai, Sikap dan Kepuasan Kerja

Sistem Nilai
-Sistem nilai adalah susunan peringkat
nilai-nilai individu menurut
kepentingannya.
- Sumber:
- Genetik (bawaan)
- Budaya nasional
- Lingkungan (keluarga, sekolah, teman)

6 Tipe Nilai (menurut Allport and
Associate (dalam Robbins, 1993))
• Theoritical : nilai yg mengutamakan
penemuan/pencarian kebenaran melalui
pendekatan rasional dan kritikal
• Economic : nilai yg menekankan
kegunaan dan kepraktisan
• Aesthetic : nilai yg mengagungkan
bentuk dan keharmonisan
• Social : nilai yg menekankan kecintaan thdp
orang-orang
• Political : nilai yg menitikberatkan pd
kekuasaan dan pengaruh
• Religious : nilai yg berkaitan dg pengalaman
dan pemahaman yg sama ttg alam semesta

Sikap/Attitude
• Pernyataan/pertimbangan evaluatif (baik yang
diinginkan atau yang tidak) mengenai objek,
orang, atau peristiwa
• Mencerminkan bagaimana seseorang
merasakan sesuatu
• Bersumber dari : lingkungan
• Sifat: relatif /dapat berubah

Komponen Sikap
• Kognitif : segmen pendapat/keyakinan dari
suatu sikap
• Afektif : segmen emosional/perasaan dari
suatu sikap
• Psikomotorik (perilaku) : alasan untuk
berperilaku dalam suatu cara tertentu
terhadap seseorang/sesuatu

Tipe Sikap 
- Job satisfaction (kepuasan kerja): berkenaan dengan sikap
umum individu terhadap pekerjaannya. Jika kepuasan kerja
tinggi maka sikap terhadap pekerjaannya adalah positif,
begitu pula sebaliknya.
- Job involvement (keterlibatan kerja): menunjukkan tingkat
pengenalan dan keterlibatan diri dengan pekerjaan, serta
kesadaran seseorang bahwa performance penting bagi
dirinya,. Orang yang memiliki tingkat keterlibatan kerja tinggi
maka ia akan lebih memperhatikan pekerjaannya.
- Organizational commitment (komitmen kepada organisasi),
menunjukkan tingkat pengenalan, keterlibatan dan kesetiaan
kepada organisasi, serta harapan dapat mempertahankan
status keanggotaannya.

Definisi/pengertian dari kepuasan kerja


  • Newstrom : mengemukakan bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employes view their work”. Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami [pegawai] dalam bekerja

  • Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.

  • Handoko : Keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

  • Stephen Robins : Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan. Apabila dilihat dari pendapat Robin tersebut terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja


  • lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu

  1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self),Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
  2. Atasan(Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
  3. Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
  4. Promosi(Promotion),Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
  5. Gaji/Upah(Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.



  • Aspek-aspek lain yang terdapat dalam kepuasan kerja :

  1. Kerja yang secara mental menantang,Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.
  2. Ganjaran yang pantas, Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.
  3. Kondisi kerja yang mendukung,Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
  4. Rekan kerja yang mendukung, Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenagkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
  5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.
Pert 4. Motivasi
• French and Raven :
– Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk
menunjukkan perilaku tertentu. Motivation is the set of forces
that cause people to behave in certain ways.
• Greeberg & Baron (1997):
– Motivation as a set of process that arouse, direct, and
maintain human behavior toward attaining some goal

Tiga Komponen Motivasi
• Arousal, sesuatu yang membangkitkan - drive/dorongan
• Direct, arah tindakan yang akan diambil
• Maintenance, seberapa lama seseorang akan
bertahan untuk mencapai tujuannya

Beberapa Pendekatan Mengenai Motivasi
• pendekatan tradisional atau dikenal sebagai
traditional model of motivation theory,
• pendekatan relasi manusia atau human
relation model
• pendekatan sumber daya manusia atau
human resources model.

Motivation Theory
• Content Theory
– Faktor-faktor yang membangkitkan, mengarahkan,
dan mempertahankan perilaku berasal dari dalam
individu
– Apa yang menyebabkan seseorang termotivasi?
• Process Theory
– Bagaimana perilaku dibangkitkan, diarahkan, dan
dipertahankan

Hirarki Kebutuhan Maslow
• Deficiency needs
– Fisiologis--> makan, minum
– Keamanan & rasa aman
– Belongingness
• Growth needs
– Harga diri & ego (esteem & ego) - kepercayaan,
kompetensi
– Aktualisasi diri (self-actualization) - dipuji,
prestasi kerja

ERG Alderfer
• Existence/eksistensi--> kebutuhan akan
substansi material (makan, minum, uang, dll)
• Relatedness/relasi--> curhat, sahabat, dll
• Growth/pertumbuhan--> mengmbangkan
kecakapan.

Teori Dua Faktor dari Herzberg
• Motivating Factors
– kesempatan untuk berprestasi(achievement)
– pengakuan dalam lingkungan pekerjaan (recognition)
– kesempatan untuk bertanggungjawab (responsibility)
– kesempatan untuk berkembang dan mengembangkan diri (advancement and growth)
• Hygiene Factors
– kebutuhan akan kebijakan dan administrasi perusahaan yang jelas dan adil (company
policy and administration)
– supervisi yang memadai (supervision)
– keserasian hubungan dengan supervisi (relationship with supervision)
– kondisi pekerjaan yang kondusif (working condition)
– gaji atau upah yang layak(salary)
– hubungan yang baik antar pekerja (relationship with peers)
– adanya penghargaan terhadap kehidupan pribadi (personal life)
– hubungan yang serasi dengan bawahan (relationship with subordinates)
– kejelasan status pekerjaan (job status)
– masa depan dari pekerjaan yang dijalani(job safety)

Pert 5&6. PERILAKU BERKELOMPOK

TIPE KELOMPOK
1. Kelompok formal
- Suatu kelompok kerja yang ditandai dengan struktur
organisasi, aturan, fungsi dan lain-lain
a. Kelompok Komando (command group)��
Kelompok yang tersusun oleh atasan dan
bawahan dan ditentukan oleh bagan organisasi
b. Kelompok Tugas (task group)�� Kelompok yang
ditetapkan secara organisasional yang bekerja
sama untuk menyelesaikan suatu tugas
2. Kelompok informal
- Suatu kelompok yang tidak terstruktur secara
formal atau tidak ditetapkan secara organisasi,
terdiri dari dua tipe yaitu :
a. Kelompok Kepentingan (interest group)
Kelompok yang bekerja sama untuk mencapai
suatu sasaran khusus yang menjadi
kepedulian bersama
b. Kelompok Persahabatan (friendship group)
Kelompok yang bersama-sama karena
mempunyai kesamaan karakter

ALASAN BERKELOMPOK
1. Keamanan
2. Status
3. Harga diri
4. Afiliasi/pertalian
5. Kekuasaan
6. Pencapaian Tujuan

KESUKSESAN KELOMPOK
1. Kondisi Internal
2. Kemampuan anggotanya
3. Ukuran kelompok
4. Tingkat konflik
5. Tekanan informal pd anggota kelompok
6. Kondisi Eksternal

KONDISI EKSTERNAL KELOMPOK
1. Strategi organisasi
2. Struktur wewenang/otoritas
3. Aturan formal
4. Sumber daya organisasi
5. Proses seleksi
6. Penilaian prestasi dan sistem imbalan
7. Budaya organisasi
8. Kondisi kerja

STRUKTUR KELOMPOK
- Kepemimpinan formal
- Peran- seperangkat pola perilaku yg diharapkan dr
seseorang yg menduduki posisi tertentu dalam unit
sosial tertentu
- Identitas peran: sikap & perilaku yg konsisten dengan
perannya dalam kelompok
- Persepsi peran: cara pandang ttg perilaku yg diharapkan
dilakukan pada situasi tertentu
- Pengharapan peran: perilaku yg diharapkan oleh org lain
agar seseorang melakukannya dlm situasi tertentu
- Konflik peran: situasi dimana individu dihadapkan pd
pengharapan peran yg bertentangan

KOMUNIKASI
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal

Komponen komunikasi

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik.Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
  • Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
  • Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
  • Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
  • Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
  • Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
  • Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
 FUNGSI KOMUNIKASI
• fungsi kontrol : pengendali perilaku
• fungsi motivasi : faktor meningkatkan motivasi
• fungsi ekspresi perasaan : penyampai perasaan
kepada orang lain
• fungsi informasi : penyampai data /informasi, lebih
lanjut berguna untuk pengambilan keputusan

ARAH KOMUNIKASI
- Komunikasi vertikal
- Komunikasi ke bawah (memberi pengarahan,
informasi, instruksi, dll)
- Komunikasi keatas (suplai informasi yang
terjadi di tk.bawah: laporan periodik,
penjelasan, gagasan, dll)
- Komunikasi Lateral/Horizontal
- Komunikasi antara anggota dlm kel. yg sama
- Komunikasi antara departemen pd tingkatan
organisasi yg sama
- Bersifat koordinatif 

KOMUNIKASI FORMAL & INFORMAL
1. Formal
2. Dikendalikan oleh manajemen
3. Kadang-kadang menghambat proses komunikasi
4. Sebagian besar digunakan dlm penyelesaian tugas
5. Informal
6. Tidak dikendalikan oleh manajemen
7. Mudah diterima
8. Digunakan untuk menjalin hubungan lebih erat 

HAMBATAN KOMUNIKASI EFEKTIF
- Hambatan-hambatan organisasional
- Tingkatan hierarki
- Wewenang manajerial
- Spesialisasi
- Hambatan-hambatan antar pribadi
- Persepsi selektif
- Status/kedudukan komunikator
- Keadaan membela diri
- Pendengaran lemah
- Ketidaktepatan penggunaan bahasa


DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki
http://blog.stikom.edu/diah/category/materi-kuliah-pdb/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar